Rabu, 06 Mei 2015

YANG NAMPAK JELEK..... BELUM TENTU JELEK

Alkisah...

Ada  seorang  ibu  tua mempunyai dua guci sudah bertahun-tahun dipakai untuk mengambil air demi kehidupannya harian.

Kedua guci  itu digantung di satu tongkat pikulan, untuk memudahkan dipikul. Satu  di antara  dua  guci itu retak, sedangkan  guci  yang satunya lagi dalam kondisi bagus dan mulus sehingga dapat diisi air sepenuhnya tanpa ada kebocoran. Guci yang retak itu jika diisi air, berceceran di perjalanan dan akhirnya tidak banyak lagi air yang tersisa ketika ibu itu sampai di rumah.

Dua  tahun  telah lewat, dan ibu itu masih setiap harinya setia tetap memakai kedua guci itu untuk dipakai  mengisi air yang diambil dari sumur ke rumahnya untuk kebutuhan hidup hariannya. Meski guci itu retak, ibu  itu  tetap tidak mau membuangnya.

Alkisah guci yang mulus itu begitu bangga atas prestasinya yang di dalam pandangannya sangat sempurna, karena dia selama itu selalu membawa air tanpa berceceran pulang ke rumah  ibu itu, sedangkan guci yang retak itu merasa malu karena cacat dan kekurangannya, karena hampir setengah dari air yang tiap harinya dipikul ibu itu akhirnya terbuang  berceceran di sepanjang jalan. Dia merasa tidak lagi bermaanfaat dan sudah tiba saatnya untuk dibuang disingkirkan.

Pada satu hari dia (guci retak) berkata kepada ibu tua itu. “ Bu buanglah saja aku, karena aku menyadari dan merasa malu akibat cacat dan kekuranganku itu sehingga air yang ibu ambil dari sumur dan dengan penuh jerih payah ibu pikul di perjalanan itu akhirnya hanya berceceran  di perjalanan terbuang sia-sia ”.

Ibu tua itu hanya tersenyum dan menjawab, “Besok akan aku tunjukkan kepadamu mengapa sampai sekarang aku tidak mau membuangmu”
Keesokan harinya ibu itu melakuan hal yang sama dan di dalam perjalanan pulang ke rumah dia berkata kepada guci retak itu, ”Tengoklah dan lihatlah betapa indahnya bunga-bunga yang tumbuh di sebelah kanan jalan ini.  Karena aku sudah tahu dimana kekuranganmu, maka aku menanam benih-benih pelbagai bunga-bunga di sepanjang jalan yang engkau lalui, sehingga dapat kau beri air yang berceceran darimu setiap hari saat aku berjalan pulang ke rumah. Dua tahun lamanya aku dapat memetik aneka bunga-bunga nan indah berwarna warni tanpa aku menyiraminya, sehingga dapat aku pakai untuk menghias rumah ku dengan cuma-cuma dan dapat aku nikmati. Tanpa air yang kau cecerkan, pasti benih bunga-bunga itu tidak akan tumbuh dan tidak akan ada keindahan seperti ini”.


Demikianlah kisah ini aku tuangkan, diambil dari berbagai sumber untuk menjadi pembejalaran bersama. Mari terus belajar dan tetap semangat sob. Jangan berputus asa dengan segala kekurangan yang ada di dalam diri kita, sebab di balik setiap kekurangan niscaya terdapat kelebihan yang luar biasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar