Kamis, 07 Mei 2015

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Keberadaan manusia di dunia ini masing-masing memiliki harga diri. Dan dengan harga diri inilah maka manusia dapat menentukan corak kepribadiannnya. Jadi wajarlah bila setiap manusia dalam kondisi bagaimanapun pada dasarnya menghendaki untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia sebagaimana mestinya.

Termasuk juga para guru, dimana guru wajib menumbuh kembangkan rasa harga diri ini, karena hal tersebut akan merupakan modal utama dalam mengembangkanm kepribadiannya. Guru harus banyak membaca banyak buku referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya dan memperluas wawasannya, dan dapat menularkannya kepada anak-anak didiknya.

Apabila kita berbicara tentang masalah demokrasi, maka demokrasi harus diwujudkan antara hak-hak asasi dan kewajiban asasi secara selaras , serasi dan seimbang. Hal ini akan menumbuhkan perkembangan terhadap anak didiknya.

Ki Hajar Dewantara sendiri telah memberikan batasan terhadap arti daripada pendidikan yaitu pendidikan adalah suatu usaha kebudayaan. Maka nilai-nilai budaya suatu bangsa harus ditumbuh kembangkan melalui system pendidikan nasional.

Untuk itu perlu kiranya disusun system Proses Belajar Mengajar, disatukan dengan system kurikulum/mata pelajaran, serta metode penyajiannya termamsuk komponen lainnya dibuat secara nasional. Tapi tidak meninggalkan keadaan budaya setempat.

Karena metode yang diterapkan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dll, jelas tidak akan sama dengan metode yang diterapkan di kota-kota kecil seperti Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka dll, apalagi yang berada di peloksok pedalaman.

Tujuan memberikan pendidikan kepada anak-anak adalah memberikan pengetahuan ,pembelajaran, agar yang tadinya belum tahu menjadi tahu, setelah tahu berusaha untuk lebih tahu. Anak yang awalnya belum mengerti menjadi mengerti, setelah mengerti berusaha untuk lebih mengerti.

Itulah makanya Ki Hajar Dewantara menerapkan system pendidikan dengan tidak meninggalkan kebudayaan. Agar anak-anak bisa menjadi manusia yang berbudaya, maka harus melalui proses pendidikan. Sebagai penyelenggara pendidikan dan kependidikan juga harus berbudaya, sehingga dapat memberikan contoh aplikasinya di dalam kehidupan sehari-harinya baik untuk dirinya sendiri, di saat berkumpul dengan keluarga, di saat berada di sekolah dan di saat bergaul dengan masyarakat.


Apabila ketiga lingkungan ini bisa berjalan dengan selaras, serasi dan seimbang, maka akan tercipta para pelajar yang berpendidikan dan berbudaya, dan pada akhirnya bisa mengangkat derajat bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar