Rabu, 22 April 2015

PERLU SATU BAHASA

Yang namanya masyarakat itu adalah lebih dari satu orang, apalagi di Indonesia ini berbagai macam ragam adat budayanya maka kiranya perlu untuk menyatukan persepsi yang sama tentang Tutwuri Handayani.

Secara umum masyarakat awam hanya mengenal atau mengetahui bahwa Tutwuri Handayani hanya sebagai semboyan yang digunakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Semua anggota KORPRI ( Korp Pegawai Republik Indonesia ) yang memiliki Nomor Induk Pegawai ( NIP ) 130, semuanya mengenakan lencana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Bagi mereka yang pernah mengalami Pendidikan dan Latihan ( DIKLAT ), Tutwuri Handayani dikenal sebagai bagian dari Trilogi Kepemimpinan Nasional kita yaitu

ING NGARSO SUNG TULODO
ING MADYO MANGUN KARSO
TUTWURI HANDAYANI

Masyarakat Indonesia yang bercirikan asas kekeluargaan menggunakan Trilogi Kepemimpinan ersebut sebagai bentuk Kepemimpinan Nasional nya, sebagai pencerminan dasar Negara yaitu Pancasila.

Di lingkungan Tamansiswa sendiri yang pantas disebut sebagai sumber “Tutwuri Handayani “ itu ditempatkan sebagai system pendidikan. Pada Konstitusi Tamansiswa pasal 12 disebutkan bahwa “Pendidikan Tamansiswa dilaksanakan dengan metode among” yang bersendikan dua dasar, yaitu Kodrat Alam dan Kemerdekaan . 

Metoda ini dikenal dengan metoda Tutwuri handayani. Dimana setiap Pamong ( guru pendidik ) harus menggunakan ketiga system tersebut yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo ; Ing Madyo mangun Karso ; Tutwuri handayani .

Dari uraian tersebut kita dapat mengambil dua pengertian tentang Tutwuri handayani
Pertama berkaitan dengan dunia pendidikan dan kedua berkaitan dengan suatu pranata sosial. Dalam lingkungan profesi guru maka diberlakukan adalah yang pertama. Dan hal itu merupakan dasar , mengapa Tutwuri Handayani menjadi semboyan dalam logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar