Minggu, 27 November 2016

MANA YANG HARUS DIUTAMAKAN PROSESI ATAUKAH KONEKSI ?

Beberapa alasan yang membuat manajemen enggan mempekerjakan calon karyawan karena konten social media mereka antara lain :

Kandidat memposting konten tentang kebiasaan minum atau menggunakan obat-obatan.

Kandidat menjelek-jeleknya perusahaan tempat ia bekerja dulu.

Kandidat membuat komentar yang berbau SARA atau diskriminatif

Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, maka harus bisa mempertahankan hidupnya dan menumbuh kembangan dirinya di dalam menjalani kehidupan ini.

Untuk itu manusia sudah pasti memerlukan suatu pekerjaan, apakah dengan bertani, berdagang, sebagai karyawan di perusahaan swasta atau menjadi pegawai negeri

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, sementara lapangan kerja masih belum berkembang, maka akan semakin mempersempit peluang untuk mendapatkan pekerjaan .

Apalagi bila sebelum mendapatkan pekerjaan itu selalu diliputi dengan berbagai macam kesenangan dan kenimatan, sehingga jiwa kedewasaannya agar bisa menjadi manusia yang mandiri masih mentah

Akaibatnya mereka melakukan hal-hal  diluar batas kewajaran, bukan keahlian dan profesi yang diutamakan, namun mencari beberapa koneksi yang bisa dimintai bantuan.

Bila pihak perusahaan kurang jeli memperhatikan hal ini maka lama kelamaan bisa merugikan perusahaan, dan ujung2nya mengalami kebangkrutan.


Kandidat berbohong tentang kualifikasinya.

Kandidat memposting informasi dari perusahaan tempat ia pernah bekerja.

So, what should you do?
Lalu bagaimana dengan Anda yang sedang dalam proses mencari kerja? Apakah Anda harus ‘puasa’ update status dan memajang foto-foto di akun Facebook? Atau berhenti Twitting sementara sampai ada kepastian? Tentunya tidak sejauh itu. ‘Toh bersosialisasi di dunia maya adalah hak Anda. Rasanya Anda pasti setuju kalau sebenarnya selama kompetensi dan kinerja Anda memuaskan, pertimbangan berdasarkan kegiatan personal Anda tidak bisa dijadikan alasan untuk batal mempekerjakan Anda. Anda hanya perlu memperhatikan beberapa hal untuk menampilkan reputasi dunia maya yang positif, diantaranya:

Perhatikan album foto online Anda di Facebook, atau tempat lainnya. Hapus foto yang bisa merusak reputasi Anda.

Jangan memamerkan hal-hal negatif ke dunia luar. Fokuskan kepada hal positif, baik yang berhubungan dengan dunia professional maupun personal.

Cobalah untuk membuat grup khusus untuk profesi Anda atau bergabunglah dengan professional group yang ada di FB atau media lainnya. Ini salah satu cara menjalin hubungan dengan para pemimpin, rekruter atau sesama profesi.

Selektif menerima teman. Hanya karena orang meng-add Anda sebagai friend bukan berarti Anda harus selalu menerimanya. Anda tidak akan pernah tahu siapa dibalik nama di FB atau Twitter.

Jika Anda masih bekerja atau terikat dengan perusahaan tertentu, jangan membeberkan pencarian kerja Anda di dunia maya. Bukan tidak mungkin manajemen tempat Anda bekerja sekarang mengetahui hal tersebut dan menilai rendah loyalitas Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar