Keberadaan manusia
di dunia ini masing-masing memiliki harga diri. Dan dengan harga diri inilah
maka manusia dapat menentukan corak kepribadiannnya. Jadi wajarlah bila setiap
manusia dalam kondisi bagaimanapun pada dasarnya menghendaki untuk dihargai dan
diperlakukan sebagai manusia sebagaimana mestinya.
Termasuk juga para
guru, dimana guru wajib menumbuh kembangkan rasa harga diri ini, karena hal
tersebut akan merupakan modal utama dalam mengembangkanm kepribadiannya. Guru
harus banyak membaca banyak buku referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya
dan memperluas wawasannya, dan dapat menularkannya kepada anak-anak didiknya.
Apabila kita
berbicara tentang masalah demokrasi, maka demokrasi harus diwujudkan antara
hak-hak asasi dan kewajiban asasi secara selaras , serasi dan seimbang. Hal ini
akan menumbuhkan perkembangan terhadap anak didiknya.
Ki Hajar Dewantara
sendiri telah memberikan batasan terhadap arti daripada pendidikan yaitu
pendidikan adalah suatu usaha kebudayaan. Maka nilai-nilai budaya suatu bangsa
harus ditumbuh kembangkan melalui system pendidikan nasional.
Untuk itu perlu
kiranya disusun system Proses Belajar Mengajar, disatukan dengan system kurikulum/mata
pelajaran, serta metode penyajiannya termamsuk komponen lainnya dibuat secara
nasional. Tapi tidak meninggalkan keadaan budaya setempat.
Karena metode yang
diterapkan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dll, jelas tidak
akan sama dengan metode yang diterapkan di kota-kota kecil seperti Cirebon,
Kuningan, Indramayu, Majalengka dll, apalagi yang berada di peloksok pedalaman.
Tujuan memberikan
pendidikan kepada anak-anak adalah memberikan pengetahuan ,pembelajaran, agar
yang tadinya belum tahu menjadi tahu, setelah tahu berusaha untuk lebih tahu.
Anak yang awalnya belum mengerti menjadi mengerti, setelah mengerti berusaha
untuk lebih mengerti.
Itulah makanya Ki
Hajar Dewantara menerapkan system pendidikan dengan tidak meninggalkan
kebudayaan. Agar anak-anak bisa menjadi manusia yang berbudaya, maka harus
melalui proses pendidikan. Sebagai penyelenggara pendidikan dan kependidikan
juga harus berbudaya, sehingga dapat memberikan contoh aplikasinya di dalam
kehidupan sehari-harinya baik untuk dirinya sendiri, di saat berkumpul dengan
keluarga, di saat berada di sekolah dan di saat bergaul dengan masyarakat.
Apabila ketiga
lingkungan ini bisa berjalan dengan selaras, serasi dan seimbang, maka akan
tercipta para pelajar yang berpendidikan dan berbudaya, dan pada akhirnya bisa
mengangkat derajat bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar