TAMANSISWA DAN
PERSIAPAN KEMERDEKAAN
Di zaman pendudukan Jepang
semua warga pribumi diwajibkan ikut wajib militer oleh bala tentara penjajah
Jepang. Kesempatan berlatih militer ini tidak disia-siakan bangsa kita,
sehingga sebagian pemuda kita mulai mampu menggunakan senjata dan pandai beroleh
keprajuritan.
Kekuatan militer yang
dimiliki oleh Jepang dan para pemuda
kita sementara dipadukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan sehingga
bersemilah jiwa persatuan dan kesatuan. Hal ini menjadikan sebuah kekuatan yang merupakan embrio bagi tumbuh dan
berkembangnya angkatan bersenjata kita yang tumbuh dan berkembang sampai saat
sekarang.
Dengan jiwa dan semangat
perjuangan yang demikian itu dan dipadu dengan siasat politik. Mulailah
dihimpun para pemimpin kita dengan mendirikan perkumpulan yang dinamakan Pusat
Tenaga Rakyat disingkat dengan nama PUTERA. Adapun perjuangan tetap terus
berlanjut baik secara legal maupun illegal.
Dalam situasi dan kondisi
yang seperti ini Tamansiswapun tidak ketinggalan turut serta dalam kegiatan
ini. Yaitu dengan cara menggembleng anak didiknya, para siswanya agar memiliki
jiwa dan semangat kebangsaan, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi
prajurit-prajurit pejuang kemerdekaan.
Dengan ditunjang oleh
tentara sekutu, dalam situasi internasional. Dimana saat itu Sekutu telah
mengungguli tentara Jerman, Italy dan jepang, maka terjadilah kapitulasi dari
pimpinan tentara Jepang kepada pihak sekutu yang berada di Indonesia.
Peristiwa dan momentum ini
sungguh amat penting, dan tidak disai-siakan oleh bangsa Indonesia. Setelah
keadaannya dianggap cukup matang, maka pada tanggal 17 Agustus 1945
diproklamasikanlah kemerdekaan bangsa Indonesia, dan lahirlah Negara Republik
Indonesia.
Setelah kemerdekaan bangsa
Indonesia tercapai. Apakah tugas bangsa Indonesia sudah berhenti sampai disitu
? Tidak sama sekali. Justru setelah kemerdekaan itu terwujud, tugas utama bangsa
Indonesia adalah mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kemerdekaan dari
setiap upaya untuk mengembalikan penjajahan di bumi Indonesia yang kita cintai
ini. Agar untuk selanjutnya dapat dilakukan usaha mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan nasional. Jadi bukan saling berebut kekuasaan, lalu berebut warisan
harta benda yang ada di bumi pertiwi ini hanya untuk memperkaya diri dan
kepentingan satu golongan saja.
Ingat penjahan di mauka bumi
ini khususnya di Indonesia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Apapun
bentuknya dan siapapun orangnya. Karena biasanya penjajah dari bangsa sendiri
akan lebih sulit dihapusnya, pemainannya
amat halus, sehingga saking halusnya hampir tidak terlihat. Yang bisa melihat
hanya beberapa gelintir orang yang berkecimpung langsung di bidangnya.
Inilah yang didalam agama
disebut orang munafik. Di satu sisi berbicara tegakkan keadilan, namun di dalam
pelaksaannya bukan keadilan yag ditegakkan tapi sebaliknya kezaliman. Tegakkan hukum
dengan adil, naum hukum hanya berlaku atau tajam bagi mereka yang lemah dan
tumpul terhadap mereka yang punya kekuasaan . Berantas korupsi dan manipulasi,
hilangkan praktek KKN, namu dalam kenyataannya semuanya itu terjadi semakin
marak, subur.
Generasi muda yang dalam hal
ini masih tunas bangsa sudah banyak dicekoki berbagai peristiwa yang banyak
merusak moral dan etika mereka, penanaman jiwa cinta tanah air dan bangsa sudah sirna ditelan oleh
perkembangan alam dan zaman, diracuni oleh segelintir para elite politik yang
berpilaku menyimpang , banyak para pemimpinnya justru bertindak tidak sesuai
dengan aturan dan moral agama. Maka dapat dibayangkan negeri ini akan dibawa
kemana oleh generasi muda kita.
Untuk itu marilah sejak dini
segera perbaiki citra ini, luruskan niat, kuatkan pendirian, tumbuhkan manusia
yang memiliki jiwa persatuan dan kesatuan, sehingga bisa menjadi manusia
Indonesia yang berjiwa dan berkepribadian Indonesia, sesuai dengan para
pahlawan pandahulu kita yang telah memperjuangankannya untuk menuju Indonesia
yang merdeka dan mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar