PENGAKUAN PEMBACA DO'A PADA SIDANG PARIPURNA.
Ini Pengakuan Muhammad Syafi’i , Pembaca Doa Penutup Sidang Paripurna
HR Muhammad Syafi’i, Membacakan doa penutup sidang paripurna MPR/DPR 2016, Selasa (16/8/2016). (youtube.com)
Jakarta. Doa penutup yang disampaikan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, HR Muhammad Syafi’i pada Sidang Paripurna MPR/DPR 2016 membuat gempar dunia maya.
Bagaimana tidak, isi doa yang dibacakan setelah pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo itu dipenuhi kritik dan sindiran terhadap kinerja pemerintah.
Muhammad Syafi’i, anggota DPR dari Fraksi Gerindra yang membaca doa tersebut mengaku tidak menggunakan teks sebagaimana lazimnya.
“Enggak pakai. Muncul saja. Tapi memang beberapa hari sebelumnya dimintain teks (oleh Setjen DPR), tapi saya bilang saya tidak pernah pidato atau baca doa pakai teks, tapi tergantung pada yang saya dengar yang saya lihat,” katanya di kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (16/8/2016), dikutip dari jpnn.com
Soal isi doanya terkesan menyindir pemerintah, Syafi’i berdalih bahwa itu hanya refleksi kemerdekaan. Dia mengklaim hanya menyampaikan suasana kebatinan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh masyarakat.
Berikut ini sebagian isi doa yang disampaikan dalam Sidang Paripurna MPR/DPR sebagaimana dilansir republika.co.id
“Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat,”
“Hari ini di Kota Medan di Sumatra Utara, 5.000 KK di Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa,”
“Ya Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka, ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini, ya Allah,”
“Tapi hari ini sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah, Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami,”
“Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, ya Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat, tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu”.
"Aamiin"
Repost : Saiful Bahri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar